threepointscycles.com – Thailand kini telah membatalkan era ganja bebas (2022–2025), dan sepenuhnya mengubah arah kebijakan menjadi ganja medis terbatas. Regulator formal menetapkan keharusan resep dokter, pensiunan pemain industri kecil, dan menempatkan ganja kembali dalam zona legal ketat.

Kronologi Kebijakan

  • 2022: Thailand menjadi negara Asia pertama yang mendekriminalisasi ganja, menghapus bunga ganja dari daftar narkotika dan memperbolehkan konsumsi untuk medis serta rekreasional ringan.

  • Awal 2024–Mei 2025: Pemerintah mendeteksi peningkatan penyalahgunaan, termasuk akses anak-anak, turis membawa ganja keluar negeri, dan tingginya kasus kecanduan .

  • 22 Mei 2025: Regulasi baru mewajibkan sertifikat medis untuk pembelian ganja, membatasi akses hanya untuk pasien dengan resep dokter, dan melarang penggunaan rekreasiona.

  • 27 Juni 2025: Menteri Kesehatan Somsak Thepsutin menandatangani peraturan formal—ganja kembali dikategorikan sebagai herba terkontrol/narkotik, penjualan tanpa resep dilarang. Pelanggaran dapat dipidana penjara 1 tahun dan denda hingga 20.000 Baht.

Dampak Regulasi Baru

  • Penegakan hukum: Kini sekitar 18.000 toko ganja harus menyediakan resep medis tiap penjualan bulanan, hanya memperoleh stock dari lahan farmasi bersertifikat, dan melaporkan sumber pasokan.

  • Penjatuhan sanksi: Pelanggaran dapat dikenai penjara hingga 1 tahun dan denda 20.000 Baht (~US$ 600) .

  • Re-klasifikasi: Ganja bud dihitung ulang sebagai narkotik—sebuah kemunduran kebijakan yang signifikan setelah dekriminalisasi tiga tahun lalu.

Dampak Ekonomi dan Sosial

  • Industri terpukul: Sektor ganja yang sempat bernilai sekitar USD 1–1,2 miliar kini terancam stagnasi, banyak dispensari lokal dan kecil terpaksa tutup.

  • Awasi penyelundupan: Peningkatan kasus turis bawa ganja ke luar negeri, termasuk warga Inggris dan Australia, menimbulkan kekhawatiran internasional dan mencoreng citra negara.

  • Diskusi politik: Keputusan ini dipicu oleh perubahan kekuatan politik—Partai Bhumjaithai (pro-ganja) keluar dari koalisi, sehingga koalisi baru (Pheu Thai) mendorong kebijakan tegas.

Perspektif dan Kontroversi

  • Otoritas kesehatan menegaskan kebijakan ini diperlukan untuk melindungi generasi muda dan mengendalikan konsumsi rekreasional yang bebas.

  • Aktivis ganja menilai langkah ini terlalu mendadak dan merugikan usaha kecil: “pemilik toko panik… banyak bingung soal aturan” serta “bisa menutup 90 % toko ganja”.

  • Bisnis besar diprioritaskan, sementara usaha lokal mungkin punah dan berpotensi memicu pasar gelap .

Proyeksi Kedepan

Tahap Selanjutnya Penjelasan
Penyesuaian perdagangan Toko harus ubah operasional menjadi klinik medis dan patuh laporan bulanan
RUU komprehensif ganja Sedang disusun, akan diajukan ke kabinet dan parlemen untuk mengatur izin, penggunaan, serta penegakan hukumnya 
Potensi kriminalisasi ulang Ganja bisa masuk kembali ke daftar narkotik sepenuhnya setelah tenor grace period 
Peran advokasi publik Protes dijadwalkan (7 Juli), aktivis dan pendukung ganja medis minta dialog dan aturan yang lebih adil 

 

By admin